Sabtu, 25 Maret 2017

Sejarah bendera merahputih


       

   Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara, adalah Sang Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.

       

Sejarah

       Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna panji atau pataka Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur pada abad ke-13. Akan tetapi ada pendapat bahwa pemuliaan terhadap warna merah dan putih dapat ditelusuri akar asal-mulanya dari mitologi bangsa Austronesia mengenai Bunda Bumi dan Bapak Langit; keduanya dilambangkan dengan warna merah (tanah) dan putih (langit). Karena hal inilah maka warna merah dan putih kerap muncul dalam lambang-lambang Austronesia — dari Tahiti, Indonesia, sampai Madagaskar. Merah dan putih kemudian digunakan untuk melambangkan dualisme alam yang saling berpasangan. 
       Catatan paling awal yang menyebut penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton; menurut sumber ini disebutkan balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panjiberwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari. Hal ini berarti sebelum masa Majapahit pun warna merah dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan, mungkin sejak masa Kerajaan Kediri. Pembuatan panji merah putih pun sudah dimungkinkan dalam teknik pewarnaan tekstil di Indonesia purba. Warna putih adalah warna alami kapuk atau kapas katun yang ditenun menjadi selembar kain, sementara zat pewarna merah alami diperoleh dari daun pohon jati, bunga belimbing wuluh , atau dari kulit buah manggis
Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. 
       Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.
           Menurut seorang Guru Besar sejarah dari Universitas Padjajaran Bandung, Mansyur Suryanegara semua pejuang Muslim di Nusantara menggunakan panji-panji merah dan putih dalam melakukan perlawanan, karena berdasarkan hadits Nabi Muhammad. Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang-pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran. 
            Di zaman kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang. Panji kerajaan Badung yang berpusat di Puri Pamecutan juga mengandung warna merah dan putih, panji mereka berwarna merah, putih, dan hitam yang mungkin juga berasal dari warna Majapahit.
Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Bendera ini resmi dijadikan sebagai bendera nasional Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan resmi digunakan sejak saat itu pula.



Arti warna

      Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti keberanian, putih berarti kesucian. Merah melambangkan raga manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan jiwa dan raga manusia untuk membangun Indonesia.
      Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa (gula aren) dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). 
        Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.

 

 


SMPN 36 JAKARTA

Hai guys, nama saya Nur Yasmin, bisa di panggil Yasmin, tapi banyak anak" yang manggil saya "Mine" :v , jauh banget ya dari "Yasmin" jadi ke "Mine" :') , jhaaa gua jadi curhat :v.
      Ok, kali ini saya akan memperkenalkan sekolah saya, SMPN 36 Jakarta. Saya duduk di kelas 9B, bukan berarti cuma numpang duduk doang ya #garing.


    SMP Negeri 36 Jakarta berdomisili di Jl. Pedati, Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Letak sekolah berada di tengah pemukiman penduduk yang padat, bersebelahan dengan gedung SD 03, 04, 07, dan 09 Cipinang Cempedak. Peserta didik sebagian besar berasal dari lingkungan sekitar sekolah. SMP Negeri 36 Jakarta adalah sekolah yang berstatus sekolah inklusi.
               www.smp36.com www.smp36.com 
               www.smp36.com www.smp36.com 

               www.smp36.com

Nama Sekolah : SMP Negeri 36 Jakarta
Alamat :

Jalan : Pedati
Kelurahan : Cipinang Cempedak
Kecamatan : Jatinegara
Kotamadya : Jakarta Timur

Telepon : 8197363 Faximile (021) 85909484
Nama Kepala Sekolah : Sutresno,Spd



Sarana dan Prasarana Sekolah


Keadaan Bangunan     

Selesai Renovasi     : 11 Desember 2002
Sumber Dana          : APBD
Luas Tanah           : 1664 m2
Luas Bangunan        : 1790 m2
Tipe bangunan        : Standar 3 lantai
Luas Lapangan        : 440 m2
Luas Mesjid          : 200 m2





VISI DAN MISI SMPN 36 JAKARTA

VISI


" Unggul dalam prestasi, ilmu pengetahuan, teknologi, berkarakter, berakar pada budaya bangsa, berwawasan lingkungan, berlandasan iman dan taqwa."
 

MISI

1.Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan kompetitif.
2.Melaksakan pembelajaran PAIKEM ( pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) bagi semua guru dan siswa.

3.Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal.
4.Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.     
5.Membudayakan kegiatan 5S (sapa, salam, senyum, sopan, dan santun) dan 7K (keamanan, kebersihan, keindahan, ketertiban, kekeluargaan, kesehatan dan kerindangan.

6.Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang di anut   sebagai landasan keaktifan lokal dalam bergaul dan bertindak.

MOTTO



     Hari Ini harus lebih baik dari hari kemarin,Hari esok harus lebih baik dari hari ini 


EKSTRAKULIKULER

Pramuka
PMR
Rohis
English club
Rokris
Basket
Futsal
Paskibra
Silat

Selasa, 14 Maret 2017

Jigoku Shojo


          Hell Girl (地獄少女 Jigoku Shōjo?), dengan judul panjang Jigoku Shōjo: Gadis dari Neraka, adalah sebuah anime Jepang yang diproduksi oleh Aniplex dan Studio Deen. Anime ini disiarkan ke seluruh penjuru Jepang, termasuk Animax, Tokyo MX dan MBS. Mengikuti kesuksesan musim pertama Jigoku Shōjo, maka pada pertengahan 2006, Studio Deen membuat musim kedua dari Jigoku Shōjo dengan judul Jigoku Shōjo Futakamori. Jigoku Shōjo Futakamori ini disiarkan oleh Nippon Television pada bulan November 2006.
        
        

      Dalam setiap episode, cerita dimulai dengan seorang protagonis yang memiliki perasaan dendam yang memuncak pada seorang tokoh antagonis, lalu mereka membuka website jigoku thousin (hubungan neraka) yang hanya dapat dibuka pada tengah malam. Di halaman utama website tersebut tertulis, "Kami akan membalaskan dendam Anda di sini" dan di bawahnya ada tombol yang tertulis "送信 (Kirim)". Beberapa saat setelah mereka mengirim nama orang yang mereka benci, seorang gadis bernama Ai Enma akan datang ke sang klien. Klien ini akan diberikan sebuah boneka jerami oleh Ai, dengan seutas pita merah yang diikatkan pada leher boneka jerami tersebut. Selanjutnya, Ai memberitahukan orang itu agar menarik benang merah tersebut, supaya orang yang mereka masukkan namanya tadi dibawa ke neraka. Tentu saja ada syarat tertentu untuk melakukannya. Setelah benang merah itu ditarik, maka akan timbul suatu tanda di dada mereka sebagai kontrak dengan Jigoku Shōjo untuk masuk ke neraka pula jika mereka meninggal kelak sebagai konsekuensi terbayarnya dendam mereka.
   

      
Ai Enma

Sulih suara oleh: Mamiko Noto (Jepang), Brina Palencia (Inggris)
Enma Ai merupakan tokoh protagonis utama pada cerita Jigoku Shōjo. Dengan rambut hitam panjang dan mata merah, dulunya dia pernah mengalami sebuah tragedi yang amat pahit di kehidupannya. Karena kesalahan pahaman warga-warga di desanya, yaitu mereka mengira Ai dapat menghidupkan kupu-kupu, ia di aniaya dan dipanggil setan atau anak iblis. Ketika ia berusia 7 tahun, ia dipersembahkan pada Dewa Gunanung agar panen di desa melimpah. Ia dikurung di hokora (kuil kecil di gunung) dan semua orang memojokkan dia. Tapi suatu hari dia ditolong Sentarō, sepupunya. Orangtuanya dan sepupu laki-lakinya melindungi dia dan kabur ke hokora (gunung), akhirnya dia ditemukan juga. Akhirnya dia dikubur hidup-hidup bersama orang tuanya oleh penduduk desa itu. Sentarō tidak tega mengubur Ai dalam keadaan hidup. Tapi karena dipaksa, akhirnya dialah yang mengubur wajah Ai yang pertama kali. Akhirnya Ai membalaskan dendamnya dengan bantuan bos neraka(laba-laba).Kini ia tinggal di sebuah dunia yang terus-menerus berada dalam keadaan senja bersama neneknya. Dia bertugas untuk membalaskan dendam kliennya kepada yang didendami klien tersebut. Ai selalu muncul dengan memakai seragam seifuku atau seragam pelaut berwarna hitam, tetapi Ai akan memakai kimono  bercorak floral (maupun polkadot) pada saat ia menjalankan tugasnya sebagai Jigoku Shōjo. Dia menjalankan tugas ini selama lebih dari 400 tahun. Kata-kata kutukannya adalah:
Yami ni madoishi awarena kage yo (闇に惑いし哀れな影よ): "Hei, bayangan yang menyedihkan yang tersesat dalam kegelapan..." Hito o kizutsuke otoshimete (人を傷つけ貶めて): "...selalu menyakiti/memandang rendah orang lain..." Tsumi ni oboreshi gō no tama (罪に溺れし業の魂): "...jiwa yang tenggelam dalam dosa..." Ippen... shindemiru? (一遍... 死んで見る?: "...apa kamu mau mati?/apa kamu mau coba mati?? Lebih baik mati saja?? Apa kamu mau sekarat?"
               

penasaran kisahnya? nnton aee udeee nnton, seru tau, ga nyesel asli :v 
#endorse